Carakter ::
- Yani Arioka
- Ryosuke Yamada
Point Of View :: kali ini aku buat ada 4 part.
1. POV Author
2. POV Yani Arioka
3. POV Ryosuke Yamada
4. POV Author
Song :: Just So You Know
~POV AUTHOR~
2 tahun berlalu sejak Ryosuke Yamada mengajak Yani Arioka kembali ke sisinya. Namun tak ada jawaban dari gadis itu. Mereka terus menjalani hidupnya tanpa ikatan yang jelas. Entah apa yang ada dipikiran yani saat itu sehingga hanya dapat diam dan terpaku.
Þ
Þ
Þ
Tahun ini mereka sibuk dengan ujian. Karena tahun ini adalah tahun dimana mereka akan lulus dan mereka mungkin akan pisah untuk yang ke dua kalinya.
“yachan…” ryosuke menegur yani yang sedang asik membaca buku.
“ha’I” jawabnya singkat.
“mau melanjutkan kemana??”
“entahlah~ semua terserah dengan mama dan papa”
“kenapa tidak menentukan sendiri?” tanyanya lagi.
“aku yakin mereka tahu yang terbaik untuk aku” yani menjawab dengan senyum bangga.
“ya, aku percaya” ucap ryosuke singkat kemudian kembali membaca buku yang ada di hadapannya.
“ne ryochan, kamu sendiri mau meneruskan kemana?”
“aku?” tanyanya kembali pada yani.
“iya…”
“aku akan melanjutkan ke Canada mungkin”
“oh…” jawab yani singkat dan mengalihkan pandangan ke arah jendela luar.
Þ
Þ
Þ
Yani berjalan mengikuti arah angin yang berhembus. Pandangannya kosong, wajahnya tak bergairah. Seakan menopang beban yang sangat banyak.
“Tadaima~” ucapnya sambil membuka pintu rumahnya.
“Okaerii~” jawab seorang wanita yang biasa disebut mama.
“aku lapar” ucap yani berjalan membuka pintu lemari pendingin.
“yuya menelphone mu seharian ini. Coba kau hubungi kembali. Mama pikir ada yang penting”
“oh… ada apa ya ma? Okay nanti malam ku telephone dia”
Þ
Þ
Þ
Seperti biasa setiap sore hari Yuri dan Yuto selalu main dirumah Ryosuke apa pun keadaannya. Dalam hujan atau pun panas.
“eh?? Jadi kamu berbohong padanya?” Tanya yuri kaget.
“iya, ku pikir ini satu-satunya cara untuk memancing dia berkata -RYOSUKE DAISUKI DESU-” ucap ryosuke sambil mencontohkan gaya bicara yani di hadapan kedua temannya.
“wah… kau ini benar-benar keterlaluan ryosuke” ucap yuto sambil mengelengkan kepalanya.
“hahaha. Kau ini benar-benar keterlaluan” yuri tertawa tak terkendali.
“lalu, sekarang apa rencana mu?” yuto kembali bertanya.
“kalian harus membantuku dalam hal ini. Agar dia yakin”
“astaga… jujur aku gak berani ryochan” ucap chinen.
“ya, aku akan usaha membantumu” yuto menyetujui permintaan ryosuke.
Þ
Þ
Þ
3 bulan berlalu~
Yani berjalan dengan sangat cepat menuju rumah ryosuke dengan membawa sebuah tas besar. Dia menekan bell dan tak lama kemudian ryosuke muncul.
“ayok masuk~” ajak ryosuke.
“tak usah… aku hanya ingin memberikan kamu ini” ucap yani memberikan tas yang dibawanya.
“apa ini?” wajah ryosuke berubah seketika.
“anoo… itu semua punya mu yang dulu sering kau pinjamkan ke aku”
“kenapa dikembalikan? Kamu sudah punya semua ya??” Tanya ryosuke jail.
“gak…”
“lalu kenapa?” ryosuke benar-benar bingung.
Yani menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
“ada apa yachan??” ryosuke kembali bertanya.
“RYOCHAN DAISUKI” ucap yani dengan lantang kemudian membalikan tubuhnya dan berlari pulang dengan sangat cepat.
Ryosuke hanya tersenyum mendengarnya. Dan memutuskan menemui yani esok hari untuk membalas perkataan dari yani.
Ryosuke berjalan masuk kedalam rumah dan menghubungi kedua temannya, bahwa yani telah mengatakan apa yang dia tunggu selama ini. Yuri dan Yuto yang mendengarnya pun ikut senang akan berita itu.
Þ
Þ
Þ
Yani berlari dengan kencang dan membiarkan air matanya jatuh membasahi pipi merahnya.
“tadaima~”
“Okaerii”
“yani, apa kamu sudah membereskan semuanya?”
“un~ sudah niichan” ucapnya sambil duduk dan ikut membantu daiki.
“lalu ryosuke sudah kau beri tahu?”
“daichan… aku mohon… jangan kasih tahu dia”
“kenapa?”
“aku tak mau dia terluka”
“tapi bukan kah dengan seperti ini kau sudah melukainya?”
“iya niichan aku tahu”
“lebih baik kau cepat memberi tahukannya” yuka menambahkan.
“tapi neechan, aku benar- benar tak sanggup berkata jujur. Biarlah ini semua berjalan seperti air yang mengalir” yani kembali meneteskan air mata.
Þ
Þ
Þ
Pagi hari ini terasa sangat berbeda dari biasanya. Yani sudah berada di bandara sejak pukul 7 pagi dan menunggu penerbangan pukul 10. Tak hentinya yani menatap kearah datang para pengunjung. Berharap orang yang ditunggunya datang.
“yani, daijyoubu desuka?”
“daijyoubu ma~” yani tersenyum pada mamanya.
Þ
Þ
Þ
Ryosuke yang telah siap untuk pergi menemui yani. Namun ia menatap tas yang diberikan yani kemarin sore. Dia terdiam sejenak dalam diamnya.
“barang-barang ku? Setahu ku hanya jaket dan dvd” ryosuke kembali diam.
Ryosuke meraih tas yang diletakannya di meja belajarnya. Perlahan membuka seluruh isinya. Sebuah amplop kecil berwarna merah terselip di dalam dvd. Ryosuke membuka surat itu dengan perlahan.
©© Ohayou, Konichiwa, atau pun Konbanwa. Entahlah kau membaca saat apa. hehehe ©©
©© ne ryochan, aku memang tak berani mengatakan ini semua padamu ©©
©© mungkin saat kau membaca surat ini aku sudah berada di New York, atau dibandara, atau pun masih berada dirumah ©©
©© papa di pindah kerjakan kesana ©©
©© gomen aku tidak memberi tahu mu sebelumnya karena aku sangat takut ©©
©© ryochan, aku hanya bisa berkata DAISUKI , dan aku tidak pernah berharap kau membalasnya ©©
©© arigato~ atas masa-masa yang telah kita lalui bersama ©©
©© berjanjilah pada ku saat kita berjumpa lagi, kau sudah menjadi orang yang sukses ©©
Ryosuke menutup surat itu dan segera berlari menuju bandara, karena dia yakin yani sudah berada dibandara.
Ryosuke menabrak kedua sahabatnya.
“nande yo ryochan??” ucap yuri bangun dari jatuhnya.
“yani… dia pin..dah ke new york” ucap ryosuke terbata-bata.
“eh??”
“cepat carikan taxi” pinta ryosuke.
Þ
Þ
Þ
Yani terus menatap jam di tangannya yang mendekati pukul 10. Namun dia tak mendapatkan ryosuke datang menemuinya.
“masih menunggu ne?” yuka bertanya.
“tidak…” jawabnya ketus.
“yuka… jangan mengganggunya” daiki membela.
“ayok anak-anak kita harus masuk sekarang” mama memberi komando.
“ha’I” jawab kami serentak.
Þ
Þ
Þ
Ryosuke tiba dibandara dan bergegas menuju ruang informasi ditemani kedua sahabatnya.
“saya ingin Tanya penerbangan ke New York??”
“pesawatnya baru saja terbang”
Rawut wajah ryosuke berubah seketika. Dan dia hanya menatap pesawat yang baru saja terbang. Yuto dan Yuri hanya bisa memandangi sahabatnya dari kejauhan.
‘Cinta ini ternyata tak dapat bersatu’
‘Cinta ini bukan milik kita’
‘Cinta ini hanya sebuah simol’
“Ternyata semua yang telah kita lalui hanya lah sebuah permainan kecil tentang cinta” desah ryosuke.
THE AND
Tidak ada komentar:
Posting Komentar