Aku masih duduk terdiam melihat langit sore dari jendela kamarku. terasa sepi, hening dan tenang. sesekali ku lihat jam di tangan ku. tapi waktu terasa berjalan sangat lama. aku beranjak bangun dari duduk ku, berjalan keluar dari kamar dan pergi menyiapkan makan malam. telephone rumah berdering aku berhenti sejenak untuk mengangkatnya.
“Moshi-moshi” ucapku pelan. Seseorang menjawab dengan nada cepat dan terus berbicara. Aku benar-benar kaget dengan apa yang baru saja aku dengar. Aku menutup telephone dan pergi meraih jaket dan tasku. Aku kemudian berjalan keluar rumah dan menuju suatu tempat dimana aku janjian dengan orang yang di telephone tadi.Aku benar-benar gelisah dan ketakutan akan berita yang aku dapat. Dia sudah seharian tak mau makan, minum, bahkan bicara sekali pun. Apa yang terjadi dengan dia??
Aku melihat Hikaru sedang duduk di samping seorang gadis yang ku cintai. Dia hanya diam dan tersenyum padaku.
“ada apa hikaru?? Kenapa dengan aine??” ucapku panic.
“entah lah, sudah seharian ini dia berdiam diri. Bahkan aku sudah ajak dia tertawa sekali pun tetap saja tidak tertawa” jelas hikaru.
“Aine, daijyoubu??” aku duduk disampingnya dan membelai rambut panjangnya.
“………………” Tak ada jawaban dari dirinya.
“Hikaru, apa yang terjadi?? Apa kamu benar-benar tidak tahu??” aku tambah panic.
“benar, dia tak bicara sepatah kata pun dengan ku”
“aine…. Bilang kepada ku apa yang terjadi???” aku menggoyang-goyangkan tubuhnya.
“………….” Dia hanya diam dan bangun dar duduknya.
Dia berjalan cepat dengan langkah pasti meninggalkan aku dan hikaru.
“ne~ daichan otanjoubi omedetou. Sabar ya dengan sikap aine yang seperti itu pada mu” ucap hikaru sambil menepuk bahuku.
“un” jawabku singkat kemudian pergi mengejar aine yang semakin jauh searah dengan matahari terbenam.
Aku terus mengikuti aine pergi dan tak hentinya aku mengajak dia berbicara, walau aku di diamkan.
Hari semakin larut, aku lelah dan mulai meresa sakit di kaki ku.
“aine, jawab aku. Kenapa kamu seperti ini??”
“………” aine hanya berdiam dan duduk di tengah jalan.
Wajahnya terasa lelah dan pucat pasih. Aku mengangkatnya dan membawa dia kesebuah kedai yang tak jauh dari tempat kami berjalan.
Aku memberikan dia secangkir teh hangat untuk dia. Tapi dia hanya berdiam dan memandang cangkir itu. Hari semakin larut dan waktu menunjukan pukul 23.50 tapi dia terus berdiam dan matanya mulai berkaca-kaca menatapku.
“ada apa aine?? Jelaskan pada ku??” aku masih bingung atas perlakuan dia.
“………” aine masih diam dan tak bekata-kata, tapi ia hanya meneteskan air mata dan memelukku dengan erat.
“daichan….. gomen-ne….”
“aine…. Ada apa dengan mu??” gadis itu bicara, alangkah senangnya aku.
“Otanjoubi Omedetou daichan. Aku gak tahu harus cerita dari mana. Awalnya rasa ini belum pernah aku rasain tapi kali ini aku yakin bahwa ini yang namanya cinta. Aku jatuh cinta dengan mu sejak pertama kali kita jumpa. Tapi, tahu kah kamu siapa aku sebenarnya?? Aku berbohong dengan mu kalau aku tidak punya keluarga lagi. Tapi sebenarnya aku di usir oleh keluargaku” dia menitihkan air mata.
“ada apa?? Kenapa kamu berbohong??”
“itu karena aku sayang denganmu. Daichan, aku….. aku…. Berdiam diri di hari ini bukan karena aku lupa jika kamu ulang tahun, tapi karena….. hari ini adalah hari diam sedunia untuk para orang yang tidak normal (yang suka dengan satu jenis). Aku ikut berpartisipasi di dalamnya.” Dia menunduk dan perlahan menghapus air matanya.
“maksud kamu?? Kamu???” aku berhenti bertanya.
“iya….. aku bohong karena aku takut kehilangan kamu. Aku terlalu sakit untuk di musuhin semua orang di sekitarku. Bahkan keluargaku sendiri. Untuk itu aku berbohong. Tapi sekarang aku yakin bahwa cinta ku hanya ada kamu. Aku benar-benar minta maaf.” Aine membungkukan tubuhnya.
“………….”sekarang aku yang hanya bisa terdiam mendengar pengakuannya.
“daichan…. Kalau kamu maunya seperti ini tak apa. Aku mengerti.” Aine bangun dari duduknya dan melangkah meninggalkanku.
Aku respek dan meraih tangannya serta merarik dan memeluknya.
“aku akan mengajarkanmu arti dari sebuah kata cinta. Because I love you”
aine hanya memeluku dengan erat dan aku tau itu artinya 'iya'
The End
wahhhh rupanya pendek ya nie cerita... hahahahaha
“Moshi-moshi” ucapku pelan. Seseorang menjawab dengan nada cepat dan terus berbicara. Aku benar-benar kaget dengan apa yang baru saja aku dengar. Aku menutup telephone dan pergi meraih jaket dan tasku. Aku kemudian berjalan keluar rumah dan menuju suatu tempat dimana aku janjian dengan orang yang di telephone tadi.Aku benar-benar gelisah dan ketakutan akan berita yang aku dapat. Dia sudah seharian tak mau makan, minum, bahkan bicara sekali pun. Apa yang terjadi dengan dia??
Aku melihat Hikaru sedang duduk di samping seorang gadis yang ku cintai. Dia hanya diam dan tersenyum padaku.
“ada apa hikaru?? Kenapa dengan aine??” ucapku panic.
“entah lah, sudah seharian ini dia berdiam diri. Bahkan aku sudah ajak dia tertawa sekali pun tetap saja tidak tertawa” jelas hikaru.
“Aine, daijyoubu??” aku duduk disampingnya dan membelai rambut panjangnya.
“………………” Tak ada jawaban dari dirinya.
“Hikaru, apa yang terjadi?? Apa kamu benar-benar tidak tahu??” aku tambah panic.
“benar, dia tak bicara sepatah kata pun dengan ku”
“aine…. Bilang kepada ku apa yang terjadi???” aku menggoyang-goyangkan tubuhnya.
“………….” Dia hanya diam dan bangun dar duduknya.
Dia berjalan cepat dengan langkah pasti meninggalkan aku dan hikaru.
“ne~ daichan otanjoubi omedetou. Sabar ya dengan sikap aine yang seperti itu pada mu” ucap hikaru sambil menepuk bahuku.
“un” jawabku singkat kemudian pergi mengejar aine yang semakin jauh searah dengan matahari terbenam.
Aku terus mengikuti aine pergi dan tak hentinya aku mengajak dia berbicara, walau aku di diamkan.
Hari semakin larut, aku lelah dan mulai meresa sakit di kaki ku.
“aine, jawab aku. Kenapa kamu seperti ini??”
“………” aine hanya berdiam dan duduk di tengah jalan.
Wajahnya terasa lelah dan pucat pasih. Aku mengangkatnya dan membawa dia kesebuah kedai yang tak jauh dari tempat kami berjalan.
Aku memberikan dia secangkir teh hangat untuk dia. Tapi dia hanya berdiam dan memandang cangkir itu. Hari semakin larut dan waktu menunjukan pukul 23.50 tapi dia terus berdiam dan matanya mulai berkaca-kaca menatapku.
“ada apa aine?? Jelaskan pada ku??” aku masih bingung atas perlakuan dia.
“………” aine masih diam dan tak bekata-kata, tapi ia hanya meneteskan air mata dan memelukku dengan erat.
“daichan….. gomen-ne….”
“aine…. Ada apa dengan mu??” gadis itu bicara, alangkah senangnya aku.
“Otanjoubi Omedetou daichan. Aku gak tahu harus cerita dari mana. Awalnya rasa ini belum pernah aku rasain tapi kali ini aku yakin bahwa ini yang namanya cinta. Aku jatuh cinta dengan mu sejak pertama kali kita jumpa. Tapi, tahu kah kamu siapa aku sebenarnya?? Aku berbohong dengan mu kalau aku tidak punya keluarga lagi. Tapi sebenarnya aku di usir oleh keluargaku” dia menitihkan air mata.
“ada apa?? Kenapa kamu berbohong??”
“itu karena aku sayang denganmu. Daichan, aku….. aku…. Berdiam diri di hari ini bukan karena aku lupa jika kamu ulang tahun, tapi karena….. hari ini adalah hari diam sedunia untuk para orang yang tidak normal (yang suka dengan satu jenis). Aku ikut berpartisipasi di dalamnya.” Dia menunduk dan perlahan menghapus air matanya.
“maksud kamu?? Kamu???” aku berhenti bertanya.
“iya….. aku bohong karena aku takut kehilangan kamu. Aku terlalu sakit untuk di musuhin semua orang di sekitarku. Bahkan keluargaku sendiri. Untuk itu aku berbohong. Tapi sekarang aku yakin bahwa cinta ku hanya ada kamu. Aku benar-benar minta maaf.” Aine membungkukan tubuhnya.
“………….”sekarang aku yang hanya bisa terdiam mendengar pengakuannya.
“daichan…. Kalau kamu maunya seperti ini tak apa. Aku mengerti.” Aine bangun dari duduknya dan melangkah meninggalkanku.
Aku respek dan meraih tangannya serta merarik dan memeluknya.
“aku akan mengajarkanmu arti dari sebuah kata cinta. Because I love you”
aine hanya memeluku dengan erat dan aku tau itu artinya 'iya'
The End
wahhhh rupanya pendek ya nie cerita... hahahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar